Home » Perawatan » Cara Breeding Anjing Ras Dengan Benar

Cara Breeding Anjing Ras Dengan Benar

Anjing ras merupakan anjing dengan ciri fisik dan karakteristik perilaku tertentu karena proses pembiakan yang terstandarisasi dan tercatat keturunannya dengan baik. Banyak pehobi dan pemilik anjing ras bertanya-tanya bagaimana melakukan breeding atau perkawinan anjing ras agar menghasilkan anak anjing yang sehat dan memiliki ciri ras murni.

Karena itu, berikut ini adalah panduan lengkap membahas tentang bagaimana cara breeding anjing ras yang baik dan benar, mulai dari persiapan hingga proses kelahiran. Dengan memahami prosedur yang benar dan memperhatikan berbagai aspek penting dalam perkawinan anjing ras, diharapkan dapat menghasilkan keturunan ras murni yang berkualitas.

1. Mempelajari Standar Ras Anjing

Breeding anjing ras harus dimulai dengan memahami spesifikasi atau standar ras yang berlaku. Setiap anjing ras memiliki standar resmi tentang berbagai karakteristik fisik dan non-fisik yang ditetapkan dan diakui oleh organisasi kynologi nasional maupun internasional.

Sebagai contoh, anjing ras Siberian Husky harus memiliki mata biru atau cokelat, dengan tinggi 51-60 cm untuk jantan dan 56-58 cm untuk betina. Mempelajari dan memahami standar ras sangat penting untuk memastikan proses breeding menghasilkan keturunan murni sesuai ciri khas rasnya.

2. Memeriksa Silsilah Keturunan

Setelah memastikan calon induk jantan dan betina sesuai standar ras, langkah berikutnya adalah memeriksa silsilah atau keturunan kedua calon induk. Hal ini sangat penting untuk memastikan tidak terjadi inbreeding atau perkawinan antar kerabat dekat.

Praktek inbreeding harus dihindari karena akan meningkatkan risiko gangguan genetik dan penyakit yang bisa menurun kepada anak anjing. Untuk itu, keturunan kedua calon induk minimal harus terpisah selama 3-4 generasi agar terhindar dari inbreeding.

3. Tes Kesehatan Induk Jantan dan Betina

Kedua calon induk yang akan dikawinkan juga harus dalam kondisi kesehatan prima. Beberapa tes kesehatan yang perlu dilakukan antara lain:

  • Tes fungsi organ (hati, ginjal, jantung)
  • Pemeriksaan fungsi reproduksi
  • Tes penyakit menular seksual
  • Pemeriksaan cacat genetik

Hasil tes kesehatan ini menentukan apakah kedua induk layak dikawinkan atau tidak. Induk dengan kondisi kesehatan subur dan bebas penyakit menular akan lebih mudah bunting dan melahirkan anak anjing yang sehat.

4. Pilih Waktu Birahi yang Tepat

Anjing betina hanya bisa dikawinkan pada masa birahi atau estrus, yaitu kondisi rahim sedang mengalami perubahan siap dibuahi oleh sperma jantan. Untuk itu, pemilik harus memerhatikan siklus birahi sang betina dengan teliti.

Biasanya masa subur pada anjing betina hanya berlangsung selama 9-11 hari, jadi harus dipastikan perkawinan dilakukan di kisaran waktu ini agar kemungkinan bunting lebih tinggi. Gejala estrus seperti pembengkakan vulva dan genital, meninggalkan noda darah, serta mudah ditunggangi pejantan menjadi indikator waktu yang tepat untuk breeding.

5. Konsultasikan dengan Dokter Kandungan Hewan

Sebelum pelaksanaan breeding, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan hewan. Sang dokter hewan akan memeriksa kesiapan reproduksi kedua calon induk, serta memberikan saran dan masukan teknis terkait proses perkawinan maupun kebuntingan.

Misalnya, dokter hewan akan memberikan suplemen khusus pada induk betina agar kondisi kehamilan lebih sehat. Dokter kandungan hewan juga berperan dalam pemeriksaan kebuntingan hingga proses persalinan nanti.

6. Kandang Khusus untuk Perkawinan

Saat pelaksanaan breeding, sediakan kandang kawin khusus agar proses perkawinan lebih kondusif dan tidak terganggu anjing lain dalam satu rumah. Kandang harus cukup luas agar kedua anjing dapat bergerak bebas.

Lantai kandang lapisi dengan matras tipis agar sang induk betina merasa nyaman saat sang pejantan menunggangi untuk kopulasi. Bahan lain seperti kain lembut dan bantal juga bisa ditambahkan untuk kenyamanan betina. Jaga agar kandang tetap bersih dan higienis.

7. Posisi Kawin yang Benar

Pada umumnya, pejantan akan langsung tertarik dan mendekati betina begitu dimasukkan ke kandang kawin bersamaan. Jika tidak, pemilik bisa merangsang dengan cara mengusap vulva si betina dengan kain atau tisu.

Posisi kopulasi yang umum adalah sang jantan menunggangi punggung betina sambil memegang leher atau bahunya dengan rahang. Si betina biasanya akan diam dan menungging membusungkan punggungnya untuk mempermudah intromisi penis dan ejakulasi.

Pemilik harus memastikan tidak ada gangguan atau hambatan selama proses kopulasi. Anjing-anjing dipisahkan kembali saat kawin selesai atau jika ada tanda-tanda kelelahan atau ketidaknyamanan dari sang betina.

8. Frekuensi Kawin yang Optimum

Umumnya satu kali proses kawin saja sudah berhasil membuahi telur sang betina. Tapi terkadang diperlukan beberapa kali perkawinan agar kehamilan benar-benar terjadi, mengingat masa subur betina relatif singkat.

Frekuensi kawin yang ideal untuk satu siklus birahi adalah 3-4 kali, dengan selang waktu 1-2 hari. Lebih dari itu justru tidak disarankan karena betina bisa kelelahan. Tunggu hingga siklus birahi berikutnya jika kebuntingan belum terjadi juga.

9. Berikan Makanan Bergizi Pasca Kawin

Pasca proses perkawinan, kebutuhan nutrisi pada calon induk bunting akan meningkat. Oleh karena itu, berikan makanan bergizi seimbang seperti daging, telur, sayur dan buah untuk mencukupi kebutuhan ini.

Tingkatkan porsi makanan secara perlahan jika sang induk positif bunting. Vitamin dan mineral juga wajib diberikan setiap hari untuk mendukung pertumbuhan janin dalam rahim. Air mineral yang cukup juga sangat penting untuk menjaga hidrasi tubuh calon induk bunting.

10. Pantau Tanda-Tanda Kehamilan

Setelah beberapa minggu pascaperkawinan, perhatikan apakah sang induk betina menunjukkan tanda-tanda kehamilan seperti:

  • Nafsu makan meningkat
  • Berat badan bertambah
  • Pembesaran perut dan putting susu
  • Mengurung dan malas bergerak
  • Muntah atau pusing (untuk sebagian betina)

Jika menunjukkan gejala tersebut, sangat mungkin si betina tengah hamil hasil breeding beberapa waktu lalu. Bisa dilakukan tes darah atau USG ke dokter hewan untuk memastikan status kehamilan .

11. Kandang Prenatal Khusus Betina Bunting

Begitu kebuntingan sudah positif terkonfirmasi, pisahkan sang induk betina bunting ke dalam kandang prenatal khusus. Hal ini untuk memberikan privasi maksimal agar calon ibu bisa beristirahat dengan tenang.

Pastikan kandangnya bersih, nyaman, dan dilengkapi matras atau bantal sebagai persiapan menjelang kelahiran nanti. Ventilasi udara dan sirkulasi cahaya di kandang juga harus cukup agar induk dan janinnya tetap sehat selama masa kebuntingan.

12. Pantau Perkembangan Kehamilan

Selama betina bunting, rutin bawa ke dokter hewan untuk memantau perkembangan janin dalam rahim. Pemeriksaan ini penting untuk memastikan tidak ada masalah pada jabang bayi. Detak jantung calon anak anjing juga mulai bisa terdengar pada pemeriksaan USG di minggu ke-4 kebuntingan.

Selain ke dokter hewan, pemilik juga wajib rutin memantau berat badan induk bunting. Pertambahan berat badan normal untuk induk bunting adalah sekitar 25% di trimester ketiga dari berat sebelum bunting. Perhatikan pula pola makan dan minum agar nutrisi tetap tercukupi.

13. Ketahui Diet Ideal Induk Bunting

Induk betina bunting membutuhkan asupan gizi yang optimal untuk pertumbuhan janin dalam kandungannya. Diet harus seimbang dan lengkap nutrisinya meliputi:

  • Sumber protein hewani (daging, telur, keju)
  • Sumber karbohidrat (beras, kentang, macaroni)
  • Sayuran hijau
  • Buah-buahan
  • Lemak sehat (minyak ikan, kacang-kacangan)
  • Vitamin & mineral (kalsium, zat besi)

Hindari memberi makanan pedas, asin, atau berlemak tinggi. Frekuensi makan dibagi jadi 4-5 kali sehari dalam porsi kecil tapi sering untuk mencukupi kebutuhan nutrisi ibu dan bayi.

14. Kuantitas Asupan Air yang Cukup

Selain nutrisi dari makanan, asupan cairan sangat penting bagi kesehatan induk bunting dan bayinya. Air mineral atau air matang harus selalu tersedia setiap saat di dalam kandang untuk memastikan induk selalu terhidrasi.

Secara umum, induk bunting butuh mengkonsumsi air sebanyak 60-100 ml per kg berat badannya. Jadi jika berat badan si induk 5 kg, maka dia membutuhkan 300-500 ml air setiap harinya. Pastikan jumlah ini selalu terpenuhi setiap hari.

15. Olahraga Teratur Tapi Tidak Berlebihan

Induk bunting tetap memerlukan olahraga fisik meski dengan intensitas rendah hingga sedang. Hal ini penting untuk merangsang peredaran darah dan mencegah kegemukan berlebihan. Namun hindari olahraga berat yang bisa membahayakan kehamilan.

Olahraga ringan seperti jalan-jalan di lingkungan rumah atau halaman dengan durasi 20-30 menit per hari sudah cukup. Pastikan induk selalu dalam pengawasan saat olahraga agar tidak melompat-lompat atau terjatuh. Istirahatkan segera jika tampak lelah.

Baca Juga: Panduan Lengkap dan Harga Anjinmg Herder

16. Bersihkan Vulva dan Putting Susu

Menjelang masa periode melahirkan tiba, bersihkan bagian sensitif seperti vulva dan putting susu induk betina setiap hari menggunakan handuk hangat dan antiseptik lembut. Hal ini untuk mencegah infeksi kuman saat proses melahirkan nanti.

Setelah membersihkan vulva dan putting susu, oleskan baby oil atau vitamine E untuk menjaga kulit tetap elastis dan lembap. Hindari menggunakan bahan pembersih yang kasar atau mengandung alkohol yang bisa menyebabkan iritasi.

17. Siapkan Kotak Melahirkan di dalam Kandang

Mempersiapkan kotak melahirkan khusus di dalam kandang induk bunting adalah langkah bijak menjelang detik-detik kelahiran tiba. Ukuran kotak sekira 50x50x50 cm dari bahan halus dan mudah dibersihkan seperti plastik atau keramik.

Kotak melahirkan dilapisi kain flanel tebal dan bantal sebagai alas tidur yang empuk. Pasang lampu penghangat juga boleh agar induk dan anak-anak tetap hangat setelah lahir nanti. Letakkan pula peralatan medis, gunting steril, dan handuk bersih di dalamnya.

18. Pahami Tanda-Tanda Melahirkan Sudah Dekat

Menjelang hari kelahiran, induk bunting akan menunjukkan tanda-tanda berikut:

  • Perut semakin buncit dan besar
  • Sering mengendus dan menjilati vulvanya
  • Gelisah dan tidak bisa tidur nyaman
  • Nafsu makan turun drastis 1-2 hari sebelum melahirkan

Begitu mengamati gejala tersebut, bersiaplah karena sang induk betina bisa melahirkan kapan saja dalam beberapa jam ke depan. Jangan tinggalkan induk sendirian agar bisa segera bertindak jika proses melahirkan mulai berlangsung.

19. Proses Melahirkan Anjing per Anakan

Seiring kontraksi rahim yang makin sering, satu per satu anak anjing akan lahir melalui vulva induknya dalam selang waktu 15-60 menit biasanya. Meskipun tampak mengerang kesakitan, jangan panik karena itu kondisi yang normal dalam proses melahirkan.

Tahapan proses kelahiran satu ekor anak anjing adalah:

  • Terlebih dahulu akan keluar lendir bercampur darah dari vulva yang menandakan pembukaan jalan lahir
  • Kepala bayi akan terlihat menyembul keluar disusul tubuh bagian depan
  • Lalu seluruh badan dan organ belakang seperti bokong dan ekor lahir
  • Induk biasanya segera memutus hubungan tali pusat dengan menggigit dan menariknya
  • Bayi akan mengeluarkan cairan lendir serta darah bekas plasenta yang melumuri tubuhnya

Proses kelahiran berikutnya baru akan terjadi 15-60 menit kemudian setelah induk selesai membersihkan dan menyusui bayi pertamanya. Demikian proses kelahiran bayi anjing berulang hingga semua anak dalam kandungan lahir seluruhnya.

20. Bantu Jika Ada Kesulitan Melahirkan

Walaupun proses melahirkan pada anjing umumnya berlangsung alami, bantuan tetap diperlukan jika sang induk menunjukkan tanda kesulitan seperti:

  • Meneran lebih dari 60 menit tapi tidak ada kemajuan
  • Terlihat ada bagian tubuh anak anjing tersangkut di jalan lahir
  • Induk kelelahan dan tidak mampu meneran lagi
  • Perdarahan berlebihan terjadi

Jika situasi tersebut terjadi, segera bawa induk bunting ke klinik dokter hewan. Dokter akan melakukan prosedur persalinan sesar atau vakum ekstraksi untuk menyelamatkan induk dan anak.

21. Potong dan Bersihkan Tali Pusat

Begitu satu ekor anak anjing lahir, sambut dan bersihkan lendir dari hidung dan mulutnya agar bernapas lega. Biarkan tali pusat masih terhubung dengan induk selama 15 menit agar semua nutrisi tersalurkan.

Setelah 15 menit, potong tali pusat dengan gunting steril sekitar 5 cm dari perut bayi lalu ikat dengan benang desinfektan. Cuci tangan hingga bersih sebelum melakukannya. Bulu sekitar pusat juga dibersihkan agar kering dan hindari infeksi.

22. Letakkan Anak Anjing di Puting Susu Induk

Usai memotong tali pusat, anak anjing harus segera diletakkan di putting susu induk agar bisa menyusu. Refleks menyusu pada bayi anjing sangat kuat hingga mampu merayap sendiri menuju sumber ASI induk.

Namun bantuan tetap dibutuhkan untuk memastikan semua anak anjing kenyang dapat jatah menyusu. Letakkan anak di nipple berbeda secara bergantian agar induk mampu menyusui semua bayinya secara adil.

23. Siapkan Kotak Penghangat untuk Anak Anjing

Saat tak menyusu, anak anjing yang baru lahir harus ditempatkan dalam kotak penghangat berisi lampu pemanas atau botol berisi air hangat. Hal ini karena bayi anjing belum bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri.

Suhu ideal dalam kotak penghangat adalah 28-30 derajat Celcius. Selimuti luar kotak dengan kain tebal agar panas terperangkap di dalam. Letakkan kotak penghangat di dekat sang induk agar mudah diakses saat waktu menyusu tiba.24.

24. Bersihkan Kotoran dan Lendir Anak Anjing

Meski tampak kecil dan rapuh, sesekali usap tubuh dan mulut bayi anjing yang baru lahir dengan kain lap bersih dan kering. Hal ini untuk membersihkan lendir sisa kelahiran yang menempel yang bisa mengganggu pernapasan.

Hindari membasuh langsung dengan air dan sabun karena sistem kekebalan bayi anjing masih sangat lemah. Bersihkan juga segera kotoran atau air seni bayi di sekitar induk agar lingkungan kandang tetap higienis.

25. Pisahkan Anak Anjing Jantan dan Betina

Untuk breeding berikutnya, anak anjing jantan dan betina harus dipisahkan ketika usia mencapai 6-8 minggu. Hal ini untuk mencegah terjadinya perkawinan sedarah antarsodara yaitu ayah dengan anaknya sendiri.

Anak anjing betina boleh tinggal bersama induknya untuk beberapa bulan ke depan. Sementara anak anjing jantan harus dipindahkan ke kandang terpisah jauh dari betina-betina agar tidak terjadi kawin muda secara accidental.

Nah, itulah panduan lengkap tentang cara breeding atau perkembangbiakan pada anjing ras yang ideal dan sesuai standar. Dengan melakukan persiapan matang dan memperhatikan prosedur yang benar pada setiap tahapan breeding, bukan tidak mungkin akan dihasilkan anakan ras unggulan berkualitas prima.

Anda juga dapat membaca lebih jauh di website AKC.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *